Welcome

Enjoy in this blog

Sabtu, 29 September 2012

Dapatkah aku kembali ke masa lalu


Aku ingin kembali
Seperti dulu
Seperti masa kecilku
Mungkin tak ada yang berkesan
Mungkin tak ada yang terkenang
Tapi, aku hanya ingin kembali, apapaun yang terjadi
Aku ingin bertemu mereka, aku ingin bersamanya
Tak bisakah ini terjadi? Tak adakah mesin waktu?

Masih adakah rasa malu?


Baru saja kemarin, melihat seorang kakek, menarik gerobak yang berisi 5 buah meja belajar dalam bentuk kasar. Ya ampun, terlihat sangat payah, sangat lelah. Beliau bersusah payah menariknya, akupun tidak tau mau dibawa kemana, mau dikirimkan kah? Atau memang beliau sedang berjualan? Aku tidak tahu dan tak sempat bertanya, nanti malah menambah beban. Saat itu aku berpikir, berapa yya yang beliau dapatkan? Kalaupun itu diperdagangkan dengan menarik gerobak, berapa yang akan laku? Berapa harganya? Hal inipun sering terjadi saat aku melihat pedagang asongan berjualan, para ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan anak kecil. Terkadang, aku malu melihat diriku sendiri. Ya, walaupun sekarang mengajar agak sepi, huhuhu, namun menurut aku, apa yang aku dapatkan lebih baik. Bagaimana tidak, dengan waktu, paling lama 1,5 jam ngajar, perjalanan bolak balik paling lama 2 jam, sudah bsa dapet 70rb, tanpa susah payah teriak-teriak, tanpa berpanas-panasan, hanya duduk manis diangkot atau mengendarai motor. Tapi, kenapa aku masi mengeluh? Tidakkah aku malu pada mereka?

Apakah kalian mengalami hal yang sama? Atau malah kalian tinggal meminta pada orang tua? Wah, enaknyaaa, jadii irii, hehehe. Benar sekali, aku tidak bisa mengandalkan orang lain seperti kalian, tinggal meminta, bisa dikasih, kalian bisa konsen belajar. Nah, kalo melihat seperti itu, aku pasti iri. Aku harus bekerja (ngajar red.) untuk membiayai hidup, makan, kuliah dll. Begitulah yang harus aku lakukan, supaya tetap bisa bertahan, lebaayyy. Kadang, aku mengeluh, kenapa aku tidak seperti kalian, kenapa aku seperti ini? Memang, kalo aku hanya memandang dari sudut ini, aku bisa stress sendirii. Tetapi, aku menyadari sesuatu, bahwa aku bukanlah orang yang paling merana di dunia. Bayangkan saja berapa orang yang hidup dijalanan? Bayangkan saja mereka yang tidak mampu kuliah, jangankan kuliah, sd atau sekolah lainnyapun tidak mampu. Benar juga yya, kalo masalah dunia, jangan melihat keatas, liahtlah kebawah, kau akan semakin bersyukur. Lihat ‘mereka’ , kau akaan mendapatkan pelajaran yang berharga, yang mungkin tidak diajarkan disekolah manapun, yang mungkin tidak diajarkan oleh dosen, guru, atau pengajar lainnya, tapi diajarkan oleh lingkungan, diajarkan oleh hati kalian.

Sering aku berpikir, apakah orang-orang yang korupsi melihat para pedagang asongan, anak-anak jalanan, kakek yang aku ceritakan, apakah mereka akan berpikiran sama dengan aku? Atau kalian juga akan berpikiran sama denganku? Ataukah para pejabat akan memikirkan hal yang sama?
Ahh, kelihatannya memang subjektif yya, namun, aku yakin, jika kita masih memiliki hati nurani, masih memiliki rasa “malu”, kita akaan semakin bersyukur dengan apa yang kita punya, kita akan terus berusaha semaksimal yang kita bisa, kita tak akan menyalahkan hidup, karena Allah Maha Adil. Kadang merasa sdih, kecil hati, wajarr, namun jangan berlarut-larut. Coba lihatlah “mereka” dengan seksama, janganlah menutup mata, tatap mata “mereka”, rasakan apa yang “mereka” rasakan dan renungkan dalam-dalam, bahwa kau beruntung masih bisa disini, beruntung masih bisa melihat “mereka”, beruntung masih bisa merasakaan apa yang “mereka” rasakan karena tidak semua orang bisa melakukannya, termasuk aku sendiri.

Rabu, 25 Juli 2012

Maaf, Sorry, Ngapunten, Gomen


Simple but powerfull. Yupsss, kata yang sering sekali kita ucapkan atau bahkan jarang sekali kita ucapkan. Tadi pagi melihat status seorang teman, ‘ masalah dapat diselesaikan hanya dengan kata maff’, do you agree with this? Hemmm, saya pribadi setuju dengan ini.
Yups, kata maaf memang mudah sekali diucapkan, tpi bagi yang udah terbiasa, dan akan sangat sulit sekali bagi yang tidak terbiasa, apalagi jika dia mempunyai ego yang tinggi. Huiih, seperti yang biasa orang sebut, namanya egois. Katanya sich, egois itu mementingkan diri sendiri da tidak memedulikan orang lain. Nah, jadinya dia malu, gengsi atau apalah untuk meminta maaf, bahkan untuk memberikan maaf. Hemmm, perlu diperhatikan neh. Kadang, ketika kita egois, kita sendiri tidak sadar lhoo, gga terkecuali saya sendri, makanya kita penting untuk mengerti diri sendiri. Supaya gga terjebak dengan ‘kehebatan’ sendiri, nah kata ‘maaf’ itu sangat berguna. Buat apaa? Maaf bisa membuat kita sadar kalo kita salah, maaf bisa menyadarkan orang kalau dia salah, maaf bisa membuat kita saling mengerti, yya saling mengrti. Mengerti satu sama lain sangat penting bagi kehidupan kita. Gimana coba, kalau temen kalian tidak mengerti tentang kalian? Hemmm, udah kacau balau tuh, sedikit-sedikit ribut deh, bubar deh. Nah, makanya jangan malu buat minta maaf yya.


Apakah minta maaf itu rendah? Memalukan? Sampai- sampai kalian tidak mau melakukannya? Wah, salah besar kawan. Kata seorang ustadz, Rosulullah bersabda bahwa jika ada orang bertengkar, yang paling baik adalah yang meminta maaf duluan, entah dia salah atau benar. Apakah jika kamu yang minta maaf maka kamu yang salah? Engga kan? Makanya jangan malu-malu, jangan ragu. Suatu hubungan akan mudah pecah, runtuh, jika pelakunya egois, pelakunya mau menang sendrii. Coba aja bayangkan kalau orang tua kita egois? Waktu ibu melahirkan anak, katanya hidup dan mati(belum ngerasain n gga akan ngerasain, hehehe), nah kalo beliau egois, beliau gga mau ngelahirin lage kan? Kalo ortu kita egois, kita akan dimurkai Allah SWT karena saat kita buat salah gga dimaafkan ortu kita, bukankah ridho orang tua ridhonya Allah SWT, murkanya orang tua murkanya Allah SWT?
Begitu powerfullnya kata ‘maaf’ ini, walaupun hanya satu kata tapi membuat sejuta makna, membuat beribu-ribu perubahan, membuat miliaran senyum, membuat tak hingga kebahagiaan.
Soooo, jangan malu buat minta maaf yya, hehehe               

Sabtu, 21 Juli 2012

My First Time ‘Puasa’ in Tegal this Year


Beda bgt emang kalo dikampung halaman, rasanya gimana gitu, kayak nyelem(berenang) di air bening, melihat banyak ikan, melihat mermaid princes(lho? Kyk sanji one piece aja, hehehe), dan terbawa sampe di air terjun niagara, huaaaaa
Yupss, ceritanya beginiii. Kemarin baru smpe di tegal tercinta, huaaa, akhirnya, dan udah sahur disini tadi pagi.  Kan habis itu  shalat subuh di mushala, habis itu dzikir, trus doa dehhh. Nah, biasanya kalo setelah subuh itu, ada pengajian di masjid, rada adoh sing masjid(rada = agak, adoh = jauh, sing = dari), yya kira-kira 20km lah(ngaco, ngarang, hahaha). Nah, waktu itu, setan (katanya sih dibelenggu pas ramadhan) atau juga kemalasan(setan juga kali yya ini) gawe nyong ngantuk nemen (gawe =membuat, nyong = aku, gw, me , nemen = sangat, terjemahan : memebuat aku sangat nagntuk ). Nah, sebelum pulang, mikir- mikir dlu deh, berangkat kuliah subuh gga yya?
Ruh baik : yee, berangkat aja, ngapain juga langsung pulang, tidur mah bisa nanti. Mumpung masi ada umur, mumpung bisa pulang ke kampung, mumpung bisa ketemu kuliah subuh, mau kapan lage? Besok? Yakin masih hidup?
Ruh jahat : ya elah, udah 5 watt gitu juga, percuma. Nanti malah dijalan gga konsen, bisa tdur dijalan, malah ora apik(ora = tidak, apik = baik). Pulang aja, tidur, istirahat. Besok masi bisa koq, kan baru 22 tahun, umur umat Nabi kan 60an tahun, santai lah cuyyy
Ruh baik : aduh2, koen pan meluni omongane ruh jahat (koen = kamu, pan = akan, meluni = ngikuti , omongane = perkataannya)? Naudzubillah. Emang siapa sii yang menjamin kamu hidup besok? Jawab! Ngatuk mah gga ada apa2nya, Cuma sebentar, toh habis kuliah subuh bisa tidur koq. Cuma 1jam kuliah subuhnya, manfaatkanlah. Bukankah lebih baik menyegerakan kebaikan dari pada ditunda-tunda? Inget, kamu Cuma punya satu nyawa lhooo.
Ruh jahat : koen ngomong apa sih? Ora jelas nemen. Wes, cepetan balik bae yuh, istirahat, ben awake seger. (wes = sudah, balik = pulang, bae = aja, ben = agar, awake = badan)
Akhirnya, aku terhasut bisikan ruh jahat dan akan segera melangkahkan kaki untuk pulang. Namuuuuun, jreng jreng jreng ternyata, udara, pohon, suasana pas aku keluar dari mushola, seakan-akan memperingatkanku,  mengajak aku untuk kuliah subuh. Yups, inilah hebatnya kampung halamanku, Tegal, suasana pun ikut mendukung untuk melakukan kebaikan. Yups, menurut aku berbeda dengan perantauan di Jakarta, hehehe. Nikmat sekali memang disini, rumah kita sendiri, walaupun dengan berat hati juga meninggalkan Jakarta, ada the spesial one, wkwkwk .
Akhirnya, setelah berjalan kaki hampir 20jam(kembali lebay, hahaha), akupun tiba di Rumah Allah, Masjid Baiturrohim, desa Bersole, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah , huii, segernyaa, nikmatnyaaa. Selama diperjalanan, kan penceramahnya membaca shlawat yya, aku masa lupa suaranya siapa, huhuhu. Pertama nebak, itu ustadz Saerun tapi beda gayanya. Kedua ustadz Kholidin, hemmm, beda juga suaranya. Ketiga H. Said, aduhh, gga pas juga. Eh, pas dateng ternyata Ustadz Sabiqin yang jadi penceramah, wah aku gga mengingat-ingat suara beliau tadi, pantes gga ketebak deh, heheh.
Ya wes, nyong njagong neng masjid, sadurunge salam-salaman sit karo bapak-bapak sing neng masjid (njagong = duduk, sadurunge = sebelumnya, sit = dulu, sing neng = yang di ). Kebiasaan neh, pemudanya sedikit yang dateng, haduuh, pada kemana sii, pada merantau semua ke Jakarta apa yya? Apa malah pada ngorok neng kasur? Alhamdulillah nyong esih bisa mene (esih = masih, mene = kesini).

Ustadz Sabiqin cerita, jarene Kanjeng Nabi dawuh, sapa wonge sing ngmong urusan dunia neng masjid, mengko pahalane sing 40 hari sadurunge bakal dilebur (terjemahan : katanya, Kanjeng Nabi bersabda , siapa orangnya yang membicarakan urusan dunia didalah masjid, nanti pahalanya yang 40 tahun sebelumnya akan di hapus). Beliau juga berkata, katanya malikat juga sengit( sengit = benci) sama orang yang berbicara masalah dunia didalam masjid. Wah, ngeri yya. Kita beramal aja belum tentu diterima, belum tentu di ridhoi Allah SWT, eh kalo ngomongin masalah dunia di masjid dilebur semua, huft. Makanya, jangan sekali-sekali ngomong urusan dunia di masjid yya.
Setelah itu beliau meminta jamaah untuk sering-sering membaca shalawat, terutama habis subuh dan habis ashar, minimal 10 kali. Lanjut dari beliau, barang siapa yang membaca shalawat setiap pagi dan petang, maka akan diberikan pahalanya para nabi, shiddiqin, syuhada dan sholihin.
Ustadz Sabiqin mengajak para jamaah untuk senantiasa berjuang di jalan Allah. Berjuanglah dengan apa yang kalian miliki. Sing duwe ilmu, yya nganggo ilmu, (duwe = punya, nganggo = menggunakan), seing duwe banda(banda = harta), yya nganggo banda, sing duwe tenaga , yya nganggo tenaga, sing duwe doa, yya nganggo doa.  Semua orang bisa berjuang dengan kapasitasnya masing-masing.
Yupss, itulah cerita pagi ini, cerita tentang kehidupan yag sederhana, semoga bermanfaat, semoga bisa diambil hikmahnyaaa